Sunday, May 28, 2006

Apakah Blogging Benar-Benar Bermanfaat Untuk Bisnis?

Seorang pakar multimedia nasional pernah beberapa kali dikutip akan pendapatnya yang kontra dengan aktifitas blogging maupun komunitas semacam friendster. Argumen beliau, oleh karena pada umumnya para 'blogger' lebih senang menggunakan nama samaran, isi blog susah dipertanggungjawabkan.

Beliau ada benarnya. Saat ini berapa banyak blog lahir setiap jamnya? Mungkin kelahiran blog mengalahkan jumlah bayi yang lahir di dunia ini setiap menitnya! Nah, dari sekian juta jumlah blog, berapa banyak yang dapat dianggap serius dan benar-benar memberikan informasi yang sesungguhnya?

Sayangnya, kita memang tidak dapat mengharapkan semua blog, dan juga informasi lainnya di internet memberikan jaminan ketulusan, keabsahan dan kesungguhan yang dapat dipertanggungjawabkan. Namun begitu, kita juga tidak akan dapat terhindar darinya. Sebagaimana kita tidak dapat terhindar dari informasi di luar internet. Informasi dari 'mainstream media' semacam koran, majalah maupun televisipun juga tidak dapat kita anggap 100% dapat dipertanggungjawabkan.

Berbicara tentang bisnis di internet, sepertinya kita tidak akan dapat melepaskan diri dari ketergantungan akan blog. Bahkan karena sifatnya yang lebih sering diupdate, search engine lebih menyenangi blog dibanding dengan website biasa yang mungkin tidak pernah mengalami perubahan sama sekali.

Oleh karena blog juga menjadi simbol dari independensi individu dan komunitas bebas,ternyata orang lebih bisa menerima argumen yang di'post'oleh blogger dibanding press release atau advertorial entitas bisnis. Itulah sebabnya sekarang ini orang-orang top dari perusahaan-perusahaan top mulai memandang blog sebagai hal yang sangat serius. Merekapun mulai nge'blogging'. Bahkan blogpun sudah mulai merambah ke bidang politik.

Pertanyaannya sekarang adalah, apakah blogging benar-benar (akan) bermanfaat untuk bisnis anda? Pertanyaan saya:
- Apakah anda telah membuat blog?
- Apakah anda (akan) menganggapnya sebagai hal yang serius?
- Apakah anda telah menetapkan tujuan anda membuat blog?
- Apakah anda tahu segala sesuatu tentang blogging?
- Blog dapat membawa web 'sungguhan' anda terindex oleh search engine tanpa harus mendaftarkannya. Anda sudah melakukannya?
- Berapa banyak anda habiskan untuk membuat blog? (waktu, biaya warnet dsb)
- Sudahkah anda perhitungkan untuk yang akan anda peroleh dari blog anda? (uang, brand awareness, pelanggan dsb)

Jawaban anda akan memberi gambaran jawaban atas pertanyaan: "apakah blogging benar-benar (akan) bermanfaat untuk bisnis anda?"

Happy blogging!

Saturday, May 20, 2006

Bangkitlah Indonesiaku!

Apa arti sebuah peringatan? Peringatan bisa berarti 'warning', bisa pula berarti kegiatan mengingat kejadian penting di masa lampau, dan sebisa mungkin mengambil hikmah darinya.

Hari ini, untuk kesekian kalinya, kita memperingati hari Kebangkitan Nasional. Tidak seperti tahun-tahun sebelum reformasi, sepertinya hari ini tidak banyak yang peduli dengan hari bersejarah ini. Barangkali sederhana saja, 'so what gitu loh...'

Adakah kita tidak bisa mengambil hikmah dari hari Kebangkitan Nasional? Kembali ke semangat ingin merdeka yang menjadi landasan gerakan Kebangkitan Nasional, saya meyakini bahwa meskipun mungkin tidak secara langsung terilhami oleh hikmahnya, banyak dari kita mulai menyadari pentingnya menjadi orang merdeka. Merdeka pada saat ini berarti tidak terikat pada kehendak orang lain dan memiliki sumberdaya yang cukup untuk melakukan apa saja yang diinginkan.

Sementara masih banyak yang perlu diperbuat untuk mewujudkan Kebangkitan Nasional yang sesungguhnya, perkenankan saya mengajak: "Bangkitlah Indonesiaku"

Saturday, May 13, 2006

Tentang Halaman Web: Kenali Angka-Angka Anda

Apa artinya angka-angka? Kalau anda sempat memperhatikan pelajaran statistik saat di sekolah atau kuliah, anda tahu apa artinya. Angka-angka memberi anda gambaran akan sesuatu. Kalau saat sekarang tercatat, dalam bentuk angka, 694.000.000 pemakai internet di dunia, anda akan dapat memperkirakan bahwa lima tahun mendatang, dengan asumsi menjadi dua kali lipat, pengguna internet baru akan kurang lebih 20% dari populasi dunia. Dan jumlahnya sudah demikian besarnya. Anda akan dengan mudah menghubungkan ini dengan bisnis yang anda bangun.

Orang membayar mahal untuk mendapatkan angka-angka, karena angka-angka mampu menentukan sukses tidaknya suatu bisnis. Anda tentu mafhum arti angka di baris bawah (bottom line) setiap laporan keuangan. Dengan melakukan perhitungan sederhana (pada umumnya sekedar membagi, dikenal dengan istilah rasio), anda akan dengan mudah tahu masa depan bisnis yang dilaporkan.


Bagaimana dengan bisnis di internet? Angka macam apa yang perlu dikenali? Tentang ini saya pernah menuliskan mengenai ROI maupun Conversion. Jenis angka lain yang perlu anda kenali dengan lebih dekat adalah tingkat kunjungan ke halaman web anda, situs asal kunjungan tersebut, hal yang dilakukan pengunjung di situs anda dan sebagainya. Pada umumnya webhosting menyediakan fasilitas ini, baik secara gratis (umumnya tidak lengkap) ataupun berbayar. Tentang webhosting dapat anda pelajari di halaman ini.

Kalau anda ingin lebih mengenali beberapa statistik yang banyak membantu perkembangan bisnis di internet, anda bisa mencoba http://mybloglog.com secara cuma-cuma. Anda akan dengan mudah mengetahui situs terakhir sebelum pengunjung sampai di halaman web anda. Apabila datang dari Google Search akan terlihat pula kata kunci yang digunakan. Statistik ini sangat membantu anda memperbaiki SEO. MyBlogLog juga memberikan gambaran link mana saja yang diklik pengunjung saat berada di halaman web anda. Untuk pelanggan gratis layanan ini memberikan laporan sampai dengan 10 daftar pengunjung tiap harinya. Untuk mendapatkan lebih, anda dapat mendaftar sebagai pelanggan berbayar.

4 Alasan Gagal Dalam Berbisnis dan 3 Cara Menghindarinya

Kevin Wilke, pakar internet dari NitroMarketing mengungkapkan 4 hal yang membuat orang gagal dalam berbisnis.

Alasan #1:
Tidak benar-benar tahu apa yang ingin diperoleh dan diperbuat.
Solusi: Pelajari dengan lebih mendalam segala hal tentang penentuan tujuan atau goal setting.

Alasan #2:
Kurangnya pengetahuan, atau lebih seringnya, terlalu banyaknya pengetahuan, sehingga 'lumpuh' saat hendak melakukan analisa.
Solusi: Hentikan rasa ingin tahu terlalu banyak. Putuskan dengan teguh hal yang ingin dilakukan dan lakukan dengan sepenuh hati. Lakukan evaluasi dan perbaikan setelahnya.

Alasan #3:
Takut gagal. Percaya akan kurangnya kesempatan, kurangnya kemampuan.
Solusi: Lakukan cara #1 di bawah.

Alasan #4:
Takut sukses. Takut uang akan membuat diri berubah.
Solusi: Lakukan cara #2, dan cara #3 di bawah.




Cara #1:
Idea Generator. Kembangkan perilaku sebagai orang dengan penuh ide. Kalau ide anda soal bisnis, pikirkan seolah hidup mati anda tergantung pada ide tersebut. Kalau anda punya selusin ide, anda memiliki pilihan lain untuk 'hidup mati' anda.

Saat anda berpikir tentang satu ide bisnis, tuliskan. Pikirkan bagaimana anda akan menjalani bisnis tersebut. Bagaimana anda mendatangkan (calon) pelanggan. Bagaimana bisnis tersebut akan dikembangkan.

Awalnya mungkin agak susah. Lama kelamaan anda akan melihat betapa banyaknya kesempatan yang sebetulnya dapat anda raih. Akan dengan mudah bagi anda untuk memiliki ide-ide baru.

Cara #2:
Ciptakan gaya hidup masa depan anda. Simulasikan seandainya penghasilan anda 2 kali lipat, 3 kali lipat atau bahkan 10 kali lipat. Apa yang akan anda lakukan dengan kelebihan penghasilan dibandingkan dengan penghasilan saat sekarang.

Cara #3:
Saya berharga karena...
Tuliskan di atas kertas, hal-hal positif seperti berikut:
Saya sangat piawai dalam hal ....
Saya sangat bahagia karena saya ...
Saat ini saya terlihat ... dan ingin melihatnya seperti itu.

Anda juga bisa meminta bantuan orang-orang terdekat anda untuk membantu melihat hal-hal positif tentang anda. Sekali lagi, jangan lupa untuk menuliskannya di atas kertas. Setelah semuanya selesai. Baca tulisan tersebut secara rutin. Anda akan merasa takjub betapa hebatnya anda sebenarnya.

Sunday, May 07, 2006

Seberapa Penting Pendidikan Menunjang Pengembangan Bisnis?

Anda kenal Purdi E. Chandra? Bos Entrepreneur University dan pemilik jaringan waralaba Primagama? Mungkin benar kata para pakar soal paradox. Purdi tidak menyelesaikan kuliahnya, pun Entrepreneur University dibangun dan dikelola dengan konsep non formality. Anda dianggap lulus kalau sudah mampu membangun bisnis sendiri. Di lain pihak, Primagama adalah tempat bimbingan belajar agar anak-anak sekolah berhasil lolos ujian dan masuk perguruan tinggi. Untuk menyelesaikan kuliah dan jadi sarjana tentunya. Sekedar paradox, atau ada korelasi antara jadi sarjana atau jadi pebisnis saja?


Bill Gates tidak menyelesaikan kuliahnya di Harvard. Namun, tetap dia berpesan agar anak-anak sekolah menyelesaikan belajarnya. Satu hal barangkali yang dapat dipetik, kalau anda mampu membiaya sekolah anda (atau anak anda) untuk belajar sesuatu, maka lakukan dengan baik. Sampai selesai. Dan anda tetap bisa melirik peluang-peluang bisnis untuk digarap.

Yang bisa kita petik dari fenomena Purdi ataupun Bill Gates barangkali adalah pesan untuk meninjau sejauh mana kita mampu berhitung dengan tolok ukur bisnis. Segala pengeluaran harus terhitung sebagai investasi. Kalau biaya sekolah atau kuliah tidak bisa kembali pada jangka waktu kurang dari lima tahun, barangkali anda harus berfikir untuk menundanya dan lebih baik memanfaatkan biaya tersebut untuk modal bisnis.

Tidak ada yang pernah menyangkal soal pentingnya pendidikan bagi pengembangan bisnis. Sepuluh tahun terakhir masih banyak sarjana berbondong-bondong menuju sekolah bisnis untuk menyelesaikan strata magister administrasi atau bahasa kerennya MBA (Master of Business Administration). Perusahaan-perusahaan membayar mahal lulusan MBA ini, meskipun beberapa survey menunjukkan bahwa jangka waktu balik modal lulusan MBA bisa mencapai lebih dari 10 tahun. Kalau biaya MBA anda atau anak anda dari kocek sendiri di luar kebutuhan dapur, mungkin tidak akan terlalu menimbulkan masalah. Namun, kembali ke soal hitungan bisnis, ada baiknya dipertimbangkan kembali untuk lebih memanfaatkan dana sekolah buat mengembangkan atau membangun bisnis sendiri.

Bagaimana dengan kebutuhan pendidikan bagi pengembangan bisnis? Di sinilah letak perlunya anda melihat sisi 'informality' dari Purdi E. Chandra ataupun Bill Gates. Anda tidak perlu bersekolah secara resmi. Bahkan untuk ukuran MBA, anda hanya perlu berkali-kali membaca kurang lebih 40 judul buku dan penerbitan, setahap demi setahap mempraktekkannya dan mendiskusikan segala sesuatu yang anda dapat ke orang-orang dengan kegiatan yang sama. Berita baiknya, kegiatan 'MBA' off Campus ini difasilitasi secara global di situs www.PersonalMBA.com. Nah, anda tinggal sering-sering berkunjung dan berinteraksi dengan orang-orang dengan keinginan berpendidikan 'MBA' tanpa mengorbankan kebutuhan dapur. Toh, pada akhirnya, orang berpendidikan tidak diukur dari ijasah yang dimiliki.

Saturday, May 06, 2006

Do What You Preach!, Sebuah Pelajaran

Ini pengakuan sekaligus pelajaran yang saya petik dan saya pikir ada baiknya saya bagi. Bertentangan dengan dengan isi tulisan saya tentang 15 Cara Mendatangkan Pengunjung ke Blog Anda, saya justru malah tidak menuliskan apapun setelahnya sampai dengan posting ini saya buat.

Semestinya, kalau saya anjurkan untuk sesering mungkin menulis untuk blog, saya lakukan juga untuk blog saya sendiri. Namun memang, tanpa bermaksud untuk mencari-cari alasan, saya tidak memiliki waktu yang cukup luang untuk bahkan menuliskan satu atau dua paragraf saja mengenai bisnis internet.

Hikmah yang saya petik sungguh luar biasa. Dan oleh karena pada prinsipnya saya (ingin) selalu bisa 'penso positivo', hikmah tersebut membuat saya meyakini apa yang saya tuliskan di artikel terakhir benar adanya. Alih-alih saya mesti meyakinkan terjadinya peningkatan pengunjung setelah 15 cara diikuti, saya dengan mudah meyakini dan meyakinkan bahwa tanpa 15 cara tersebut, hal yang sebaliknya dengan cepat terjadi.


Kurang dari sepuluh hari saya mengabaikan 15 cara yang saya sebutkan sendiri, blog ini langsung tersingkir dari SERP (Search Result Page) Google untuk beberapa kata kunci seputar bisnis internet. Tidak tanggung tanggung. Tidak saja melompat dari halaman pertama ke halaman kedua atau ketiga. Langsung tersingkir keluar!

Apakah SERP ini sangat berarti bagi sebuah halaman web? Sangat berarti kalau SERP ini memunculkan halaman web tersebut bagi kata kunci yang banyak digunakan orang. Karena ini berarti potensi kunjungan tanpa keluarnya biaya. Apakah SERP segala-galanya? Mungkin tidak. Meskipun ini bisa menjadi 'vital sign' bagi kelangsungan bisnis internet halaman web tersebut.

Berbicara mengenai vital sign, Google memiliki satu alat yang disebut dengan istilah PageRank. Konon ini berasal dari nama penemu Google, Larry Page. Yang jelas, PageRank ini termasuk algoritma yang menjadi proposal/thesis awal mereka membangun Google. PageRank diukur dengan skala 1-10. Semakin tinggi PageRank suatu halaman web, semakin tinggi tingkat popularitas halaman tersebut (dari inbound link maupun tingkat pengunjung).

Kembali ke SERP. Apakah ada hubungan antara PageRank dengan ranking di SERP? Banyak yang mengatakan bahwa inbound link dari PageRank yang tinggi akan mempercepat naiknya ranking halaman web di SERP. Itulah mengapa beberapa website dengan PR7 ke atas berani memasang tarif untuk sekedar membuatkan link ke halaman yang ingin naik ranking.