Sunday, May 07, 2006

Seberapa Penting Pendidikan Menunjang Pengembangan Bisnis?

Anda kenal Purdi E. Chandra? Bos Entrepreneur University dan pemilik jaringan waralaba Primagama? Mungkin benar kata para pakar soal paradox. Purdi tidak menyelesaikan kuliahnya, pun Entrepreneur University dibangun dan dikelola dengan konsep non formality. Anda dianggap lulus kalau sudah mampu membangun bisnis sendiri. Di lain pihak, Primagama adalah tempat bimbingan belajar agar anak-anak sekolah berhasil lolos ujian dan masuk perguruan tinggi. Untuk menyelesaikan kuliah dan jadi sarjana tentunya. Sekedar paradox, atau ada korelasi antara jadi sarjana atau jadi pebisnis saja?


Bill Gates tidak menyelesaikan kuliahnya di Harvard. Namun, tetap dia berpesan agar anak-anak sekolah menyelesaikan belajarnya. Satu hal barangkali yang dapat dipetik, kalau anda mampu membiaya sekolah anda (atau anak anda) untuk belajar sesuatu, maka lakukan dengan baik. Sampai selesai. Dan anda tetap bisa melirik peluang-peluang bisnis untuk digarap.

Yang bisa kita petik dari fenomena Purdi ataupun Bill Gates barangkali adalah pesan untuk meninjau sejauh mana kita mampu berhitung dengan tolok ukur bisnis. Segala pengeluaran harus terhitung sebagai investasi. Kalau biaya sekolah atau kuliah tidak bisa kembali pada jangka waktu kurang dari lima tahun, barangkali anda harus berfikir untuk menundanya dan lebih baik memanfaatkan biaya tersebut untuk modal bisnis.

Tidak ada yang pernah menyangkal soal pentingnya pendidikan bagi pengembangan bisnis. Sepuluh tahun terakhir masih banyak sarjana berbondong-bondong menuju sekolah bisnis untuk menyelesaikan strata magister administrasi atau bahasa kerennya MBA (Master of Business Administration). Perusahaan-perusahaan membayar mahal lulusan MBA ini, meskipun beberapa survey menunjukkan bahwa jangka waktu balik modal lulusan MBA bisa mencapai lebih dari 10 tahun. Kalau biaya MBA anda atau anak anda dari kocek sendiri di luar kebutuhan dapur, mungkin tidak akan terlalu menimbulkan masalah. Namun, kembali ke soal hitungan bisnis, ada baiknya dipertimbangkan kembali untuk lebih memanfaatkan dana sekolah buat mengembangkan atau membangun bisnis sendiri.

Bagaimana dengan kebutuhan pendidikan bagi pengembangan bisnis? Di sinilah letak perlunya anda melihat sisi 'informality' dari Purdi E. Chandra ataupun Bill Gates. Anda tidak perlu bersekolah secara resmi. Bahkan untuk ukuran MBA, anda hanya perlu berkali-kali membaca kurang lebih 40 judul buku dan penerbitan, setahap demi setahap mempraktekkannya dan mendiskusikan segala sesuatu yang anda dapat ke orang-orang dengan kegiatan yang sama. Berita baiknya, kegiatan 'MBA' off Campus ini difasilitasi secara global di situs www.PersonalMBA.com. Nah, anda tinggal sering-sering berkunjung dan berinteraksi dengan orang-orang dengan keinginan berpendidikan 'MBA' tanpa mengorbankan kebutuhan dapur. Toh, pada akhirnya, orang berpendidikan tidak diukur dari ijasah yang dimiliki.

No comments: