Sunday, February 19, 2006

Ilmu Hitam SEO Part #2

Kebetulan sekali, saat saya ingat akan ‘hutang’ untuk meneruskan menulis mengenai Ilmu Hitam SEO, terbetik berita menarik mengenai hal ini minggu kemarin. Google menghapus BMW.de dan mungkin Ricoh.de dari daftar database mereka. Tim anti-webspam Google menemukan bahwa mereka telah melakukan cara-cara ‘hitam’ untuk menaikkan ranking mereka di SERP (Search Engine Result Page, halaman hasil pencarian).

Apa artinya kalau suatu situs internet dicabut dari data base search engine? Situs tersebut tidak akan pernah diketemukan saat seseorang mencarinya. Bahkan kalaupun dengan keyword yang sangat spesifik. Misal, pada kasus di atas seseorang menuliskan BMW di kolom pencarian http://www.google.de . BMW.de tidak akan diketemukan.


Apa dosa BMW.de sebetulnya? Dosanya, dan juga Ricoh.de, berawal dari semangat untuk menjadi terdepan dan teratas pada SERP. Mudah dipahami. Sebuah link situs, entah halaman utama atau halaman lainnya, akan mendapatkan kunjungan yang sangat banyak apabila berada di halaman pertama SERP. Apalagi yang teratas.

Google menerapkan teknologi yang disebut Pagerank untuk menentukan posisi situs di SERP. Tujuannya hanya satu. Relevansi. Google menginginkan (dan juga penggunanya) yang tersajikan pada SERP sesuai dengan yang diinginkan saat seseorang melakukan pencarian.

Pagerank menggunakan metodologi dan algoritma yang mengandalkan kepadatan keywords dan sejumlah link onpage ataupun offpage yang menunjukkan ‘penting ‘ tidaknya, sekaligus relevan tidaknya suatu situs. Beberapa ‘pakar’ kemudian melihat bahwa metodologi dan algoritma yang digunakan oleh Google, dan juga beberapa search engine lainnya, bisa diakali. Beberapa ‘akal-akalan’ ini bisa diterima dan termasuk dalam teori Search Engine Optimization. Banyak kemudian ‘akal-akalan’ yang merusak idea relevansi hasil pencarian dan system demokrasi search engine.

Google akan menganggap suatu situs penting dan akan diberi Pagerank yang tinggi apabila situs tersebut banyak dikunjungi dan terdapat banyak situs lain yang nge-link ke situs tersebut. Bagaimana cara mendapatkan link tersebut? Tentu, argumen Google, orang lain akan dengan senang hati melink ke suatu situs apabila situs tersebut menarik dan relevan dengan situs miliknya. Dengan demikian situs tersebut dianggap penting dan berharga untuk dimasukkan ke dalam daftar link.

Inbound link bisa diminta, atau, dengan rekayasa, dicipta. Dengan teknologi, suatu situs bisa secara dinamis membuat halaman-halaman situs semu, yang jumlahnya bisa ribuan, khusus untuk memuat link ke situs tersebut sehingga mendapatkan ranking yang tinggi. Hal semacam inilah yang oleh Google dianggap webspam dan akan diperangi sampai habis.

Satu hal yang harus selalu diingat. Sekali suatu situs disingkirkan dari database suatu search engine, perlu waktu bertahun-tahun untuk kembali masuk daftar. Pun kalau masuk daftar, belum tentu akan pada halaman pertama dan posisi atas dari SERP.

Lantas, sedemikian sulitkah untuk mendapatkan ranking di Google? Tidak kalau Anda ingat akan kata kunci dan ceruk pasar (market niche). Lagi pula, pada akhirnya bukan masalah ranking. Tapi bagaimana Anda mendapatkan traffic sebanyak-banyaknya. Ingat akan pola Content, Traffic, PreSell dan Monetize. Anda bisa pelajari dari beberapa studi kasus mengenai keberhasilan mendapatkan traffic tanpa harus akal-akalan.

No comments: